Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi
pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan
(1992). Teknik ini memberikan kesempatan siswa untuk saling membagi bagikan
ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT pada dasarnya merupakan
varian diskusi kelompok, dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk salah
satu siswa yang dapat mewakili kelompoknya. Model pembelajaran yang
lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas. Cara ini
menjamin keterlibatan otak semua siswa dan secara tidak langsung
melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta
berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam
pembelajaran.. Hal ini
terlihat dari tahapan Heads Together dan Answering. Karena yang menjawab
pertanyaan (Answering) ditunjuk guru, artinya belum diketahui siapa siswa yang
akan menjawab, maka setiap siswa harus menguasai materi yang didiskusikan. Hal
tersebut bisa dilakukan pada tahapan Heads Together, dimana siswa berdiskusi bersama
dengan kelompoknya.
Ibrahim
mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT yaitu :
- Hasil belajar akademik stuktural. Bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
- Pengakuan adanya keragaman. Bertujuan agar siswa dapat
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang
- Pengembangan
keterampilan social. Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah
yaitu :
a.
Pembentukan
kelompok;
b.
Diskusi
masalah;
c.
Tukar
jawaban antar kelompok
Langkah - langkah
yang dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan ini ada
empat langkah yaitu: penomoran (Numbering), mengajukan pertanyaan
(Questioning), berfikir bersama (Heads Together), dan menjawab (Answering).
Langkahlangkah pembelajaran NHT, dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Tahap 1 : Penomoran / Numbering
Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim kecil di dalam kelas yang terdiri dari 3
hingga 5 orang anggota dan masing masing anggota dalam kelompok mendapatkan
nomor sehingga
tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda,
2.
Tahap 2 : Pengajuan Pertanyaan / Questioning
Pada
tahap ini, guru memberi sebuah pertanyaan atau tugas pada tiap tiap kelompok.
Pertanyaan bisa bervariasi dari mulai pertanyaan yang bersifat umum hingga yang
bersifat spesifik.
3.
Tahap 3 : Heads Together
Pada
tahap ini, semua anggota kelompok mendiskusikan pertanyaan dari guru dan
memastikan setiap anggota mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut.
4.
Tahap 4 : Answering
Pada
tahap ini, guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil
mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan / hasil kerja kelompk yang diberikan
guru untuk seluruh kelas. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Model
pembelajaran cooperative NHT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
1.
Kelebihan model pembelajaran cooperative NHT):
a.
Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan semangat kerja sama
b.
Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan katakata
secara verbal sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
c.
Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
d.
Siswa yang kurang pandai bisa diajarkan oleh siswa yang pandai dalam kelompok
e.
Setiap
Murid menjadi siap semua.
f. Tidak ada Murid yang mendominasi
dalam kelompok
2.
Kelemahan model pembelajaran cooperative NHT
a.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
b.
Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
Namun
demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil/prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu siswa.
c.
Siswa dituntut melakukan perubahan kebiasaan cara belajar yang semula menerima
informasi dari guru secara apa adanya, menjadi cara belajar yang membiasakan
siswa belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi
sendiri. Mengubah kebiasaan bukan suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang
telah bertahuntahun dilakukan.
d.
Metode ini banyak memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar.
Tetapi
kebebasan itu tidak berarti menjamin siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakan
dengan tekun, penuh aktivitas dan terarah.
0 komentar:
Post a Comment